GARUDA WISNU KENCANA : MAHAKARYA INOVASI INDONESIA UNTUK DUNIA
Garuda Wisnu Kencana (GWK) akhirnya diresmikan pada 04 Agustus 2018, setelah melalui perjuangan untuk merealisasikannya selama 28 tahun. GWK saat ini adalah patung tertinggi di Indonesia dan tertinggi kedua di dunia; jauh lebih tinggi dibanding patung Liberty yang dikenal sebagai ikon kota New York dan Amerika. Sebuah persembahan bagi ulang tahun kemerdekaan RI ke 73 dari Nyoman Nuarta, sang maestro pematung GWK, alumnus ITB dan secara kebetulan adalah angkatan (19)73.
GWK berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti) yang mengendarai Garuda. Wisnu - melambangkan kekuatan utama pemelihara alam semesta – dan di GWK dijadikan figur perwujudan modern kebudayaan dan tradisi. Sementara Garuda, sang burung raksasa adalah lambang kebebasan dan pengabdian tanpa pamrih, didedikasikan sebagai simbol misi penyelamatan lingkungan dan dunia.
Patung ini mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 kilometer sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Monumen ini akan terus dikembangkan menjadi taman budaya (cultural park) berkelas dunia; dan pasti akan menjadi ikon baru pariwisata Indonesia.
Nyoman Nuarta, menjelaskan bahwa GWK dibangun sepenuhnya oleh anak-anak bangsa tanpa campur tangan pihak asing. Nyoman Nuarta dan timnya juga mengembangkan sendiri teknik pembesaran patung dengan menggunakan rumus: “apabila sebuah bentuk bebas (anorganis) diiris horisontal dan maupun vertikal dengan jarak tetap, kemudian garis-garis luar (outline) tersebut diperbesar berdasarkan skala, kemudian disusun kembali sesuai koordinat yang tetap, maka akan terbentuk pembesaran menyeluruh sesuai skala yang dikehendaki”. Teknologi pembesaran skala patung ini telah dipatenkan oleh Nyoman Nuarta.
Nyoman merasa bangga, dan tentunya lega, telah bisa menyelesaikan GWK dengan segala keterbatasan dana dan sumber daya manusia: “Kami ini orang-orang yang biasa, nggak ada orang hebat di kami, termasuk saya. Cuma kami punya keinginan untuk menunjukkan kepada dunia, kita memiliki sesuatu dan kita bisa”. Nyoman juga bersyukur, bahwa dalam proses konstruksi GWK di lapangan, praktis tidak terjadi kecelakaan kerja: “zero accident!”, prestasi luar biasa untuk sebuah mega-project konstruksi berdurasi 4 tahun, yang secara teknologi juga tergolong “sophisticated”.
Di tahun 2015, BIC memilih Nyoman Nuarta menjadi salah seorang dari 13 Inovator Indonesia (batch 2), untuk serial TV “Inovator Indonesia: dari Indonesia untuk Dunia”, yang draft nya bisa dilihat di sini : Inovator Indonesia - Garuda Wisnu Kencana - Nyoman Nuarta . (KS/09/08/18)